artikel

Pesan-Pesan Al-Qur’an dan Hadits Tentang Pendidikan

Story Highlights
  • Knowledge is power
  • The Future Of Possible
  • Hibs and Ross County fans on final
  • Tip of the day: That man again
  • Hibs and Ross County fans on final
  • Spieth in danger of missing cut

Bersama Ustadz Dr. Fahmy Alaydroes, S.Psi., MM., MEd.

Kamis, 9 Juli 2015

Aula Utama Masjid Ukhuwah Islamiyah, UI Depok

Dengan penyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Aktivitas mendidik adalah tugas mulia, penyambung risalah para nabi dan rasul. Pada awalnya, manusia diciptakan Allah SWT dengan segala bentuk kenegatifan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebut manusia pemalas, tidak mengerti, suka berkeluh kesah, dan bodoh serta jauh dengan nilai-nilai islam. Namun, sebaliknya, manusia mempunyai fitrah yang jika diasah akan cemerlang, akan menjadi sesuatu yang sama dan sebangun dengan islam itu sendiri.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚفِطْرَتَ الَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚلَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ الَّهِ ۚذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum:30)

Dari ayat tersebut, kita ketahui bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT secara fitrah akan cocok dengan konsep islam, tapi harus digiatkan dengan pendidikan. Atau manusia akan tergelincir dan celaka. Nabi dan rasul mengangkat/memunculkan potensi fitrah manusia. Pola asuh nabi dan rasul pada setiap ummatnya lah yang membuat mereka berkarakter karena para nabi dan rasul diutus kepada manusia agar mereka menjadi manusia yang baik.

Ayat-ayat, ilmu-ilmu, informasi-informasi yang bersumber dari Allah SWT ditujukan untuk  menyempurnakan akhlak manusia dan mengajarkan Al-Qur’an dengan membawa hikmah. Hikmah itu sendiri adalah samudera ilmu pengetahuan yang baik, setelah sebelumnya mereka sesat. Namun,  ada juga yang berada di tengah-tengah, yaitu mereka yang mendapat pendidikan yang tidak optimal, jadilah mereka murid ‘jadi-jadian” yang tidak berinteraksi dengan nilai-nilai islam. Jika hal ini dibiarkan, mereka akan tergelincir.

Coba kita cermati, sejak SD, SMP, SMA bahkan kuliah, berapa puluh kali kita berinteraksi dengan kurikulum yang bertentangan dengan Al-qur’an?

Contoh: pada pelajaran ekonomi, nabi dan rasul memerangi orang-orang yang melakukan hal-hal ribawi. Sedangkan kita malah mempelajarinya.

  1. Misi pendidikan dalam islam adalah membentuk karakter kepemimpinan,

Ketika bicara pendidikan, maka kita bicara tentang menyiapkan generasi. Allah SWT telah memperingatkan agar manusia hati-hati terhadap terwujudnya generasi yang lemah.

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا

Artinya: “Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar”. (An-Nisa’: 9)

Qaulan sadida yang dimaksud dalam ayat ini adalah konsep pendidikan secara detail yang terstruktur dan tepat sasaran, sesuai dengan konsep pendidikan dalam nilai-nilai islam.

Visi pendidikan generasi islam tidak pernah setengah-setengah, langsung pada tujuan utama yakni:

Robbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lil muttaqiina imaama

>> misi pendidikan islam, untuk menjadi muttaqin, karena muttaqin adalah misi paling tinggi, orang muttaqin adalah sebaik-baiknya manusia. Yang diinginkan oleh Allah bukan sekadar bertakwa tetapi juga menjadi pemimpin yang bertakwa. Maka islam bertujuan untuk memunculkan generasi pemimpin.

Dalam doa tadi, faktor pasangan menjadi salah satu penentu. Kunci pendidikan yang sukses berawal dari orang tua. Jika posisi menjadi suami, maka carilah istri dengan semangat dan fiqrah yang sama. Maka dengan kunci ini, keluarga akan mendapatkan pola asuh sesuai dengan nilai-nilai islam.

Desain pendidikan ini tidak main-main, karena meneruskan fungsi nabi dan rasul untuk menjadi khilafah. Dua fungsi khilafah itu adalah :

Imarah (memakmurkan)

Ri’ayah (memelihara)

Pendidikan adalah sesuatu yang santat tegas pesannya dalam Al-qur’anul karim. Sederhananya, misi pendidikan islam adalah mengembalikan asal tujuan diciptakannya manusia: untuk menjadi hamba Allah (QS. Adz-Dzariat: 56) yang tugasnya adalah beribadah dan menjadi khalifah. Manusia diciptakan dengan segala bentuk kelemahan, namun disamping itu, manusia diharapkan akan menjadi orang dengan kemampuan berpikir yang cerdas. Oleh karena itu manusia harus memberi asupan-asupan yang kuat dalam pemikirannya agar sesuai dengan tujuan penciptaannya.

Ulul albab, oleh Yusuf Qardhawi adalah manusia cerdas yang memiliki kemampuan berpikir yang produktif. Dalam definisi kurikulum 2013, berarti generasi diharapkan menjadi problem solver.

Karakteristik ulul albab:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

  1. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

  1. “Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.”

Ada aktivitas dzikir yang memompa hubungan dengan Allah yaitu dengan aktivitas berpikir, bertafakur tentang apa yang terjadi di bumi, khairunnas anfauhum linnas. Menjadi manusia yang bermanfaat hanya mungkin tercapai jika orientasinya adalah penyelesaian masalah.

Hakikat pendidikan islam:

  1. Menumbuhkan potensi fitrah manusia
  2. Memberdayakan akal fikiran
  3. Membentuk akhlak qarimah
  4. Membina generasi kepemimpinan muttaqin
  5. Menjadi khalifah.

Pesan-pesan dalam Al-Qur’an mengenai pendidikan:

  1. Kisah Nabi Adam AS memulai peradaban dengan ilmu langsung dari Allah SWT untuk membangun peradaban manusia bahkan melebihi kemampuan malaikat, >> ta’lim
  1. Kisah Zulqarnain vs Ya’juj Ma’juj, menemukan solusi atas perselisihan yang membuat banyak penderitaan. Solusinya ternyata menciptakan dinding metal, membendung makar yang durhaka. Memadukan besi dan tembaga untuk membangun benteng. Ini adalah kemajuan teknologi yang disebutkan dalam Al-qur’an. Setelah itu terwujud peradaban baru.
  1. Kisah Nabi Yusuf AS >> kekeringan setelah tujuh tahun, mengharuskan adanya rekayasa yang cerdas, untuk mengatasi paceklik, dalam Alqur’an, diceritakan bahwa Nabi Yusuf memberanikan diri untuk menyelesaikan masalah krisis pangan di negerinya.
  1. Kisah Nabi Muhammad SAW yang memerangi jahiliyah
  1. Kisah perang Ahdzab >> perang strategi parit, keterampilan Salman Al Farisi dengan membuat khandaq. Lagi-lagi Alqur’an berbicara tentang keterampilan dan kecerdasan berpikir.
  1. Penaklukan konstantinopel >> Muhammad Al Fatih, panglima yang menaklukan musuh dengan ilmu dan teknologi. Sampai sekarang pun jejaknya masih ada di instanbul
  1. Peradaban emas islam >> banyaknya ilmuwan islam yang mencerahkan peradaban dunia
  1. Untuk menghadapi kesombongan Yahudi >> Al-Baqarah

Permasalahan kita saat ini mengenai pendidikan

– Mislead antara penddikan dengan tujuan dan nilai islam.

– Mislead link antara pendidikan dan permasalah ummat

– Miskin pemberdayaan potensi siswa

– Miskin sumber, media dan metode pembelajaran

– Miskin pendidikan akhlak

– Miskin tenaga pendidikan

– Lemah implementasi kebijakan.

Buktinya: makin banyak kasus-kasus yang menyayat moralitas, terkait dengan pornografi dan tindak pidana semakin sadis yang terjadi belakangan ini.

Kondisi realita indonesia:

Kemampuan membaca anak-anak indonesia peringkat 45 negara di dunia (sumber: Progress International Reading Literacy Study. PIRLS)

Bandingkan dengan Yahudi, Yahudi sadar bagaimana mereka harus menguasai dunia ini, banyak ilmuwan yahudi tampil menjadi tokoh dunia, ini adalah kenyataan yang tidak terbantahkan. Mereka punya agenda besar: menguasai dunia, khususnya menguasai dunia ummat islam, mengendalikan ekonomi dunia. Mereka mendesain, agar negara islam menjdi budak-budak hutang mereka.

Solusi itu semua?

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Artinya : “orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah: 121)

Indikasi beriman adalah membaca dengan sebenar-benarnya bacaan, dengan frekuensi yang tingi, memahami esensi pesan-pesan Alqur’an, dan mempraktekannya. Tidak boleh berhenti hanya sampai dengan membaca, menghafal.

Bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Alqur’an, menargetkan kita menjadi muttaqin. Maka jadikan Alqur’an sesuatu yang dekat, karena Alqur’an akan menjadi penerang bagi orang yang bertakwa.

Kalau kita tidak memahami Alqur’an berarti ketakwaan kita masih menjadi tanda tanya besar.

Tidak ada petunjuk yang tertinggal dalam Alqur’an.

Wasiat Lukmanul Hakim, sebagai guru :

  1. Mengenal Allah dan meng-EsakanNya
  2. Birrul walidain
  3. Menegakkan shalat
  4. Amar ma’ruf nahi munkar
  5. Hari pembalasan
  6. Akhlak.

Kalau kita sebagai mayoritas di negara ini meginginkan pemimpin-pemimpin yang peduli aspirasi keummatan. Fakta bahwa muslim profesional yang peduli masalah ummat harus diperbanyak, itulah muttaqin. Hal itu hanya bisa dilalui dengan aktivitas pendidikan.

Oleh karena itu kita perlukan dakwah berbasis pendidikan untuk menggerakkan seluruh elemen dan komponen negara dan ummat untuk merumuskan kebijakan pendidikan yang tepat :

Mengembangkan lembaga kependidikan ummat > sekolah, madrasah, pesantren, perguruan tinggi dan majelis taklim yang sesuai dengan konsep pendidikan dalam islam.

Memobilisasi gerakan pendanaan pendidikan ummat

Meluaskan jaringan dan membangun kemitraan berbasis kemaslahatan dan kemajuan pendidikan, ada kerajutan silaturahim dengan institusi atau gerakan dakwah lainnya.

 

Q1. Orang-orang non-islam membuat media yang sangat menarik, bagaimana agar kita juga bisa membuat media pendidikan anak yang menarik?

A1. Yang namanya sesuatu yang jauh dari nilai islam, memang biasanya menarik. Ingat kisah Adam dan Hawa? Bagaimana setan membuat Adam dan Hawa tertarik dengan peristiwa yang menyesatkan. Sesuatu yang menjerumuskan itu biasanya menarik tapi mengandung kesesatan, sesuatu yang benar itu biasanya melelahkan. Pada anak-anak seyogyanya kita bicara masalah subtansi, tantangan kita adalah mendesain pendidikan untuk anak-anak dengan cara memikat tanpa instrumen material, tapi pada figur dan lingkungan, berinteraksi dengan alam, guru yang berkarakter tegas dan berwibawa tapi penuh perhatian. Tidak perlu terobsesi dengan media, tapi bukan berarti kita tidak kreatif.

Q2. Penyelenggaraan pendidikan islam yang mahal, makanya masyarakat umum memilih pendidikan umum, sd yang gratis. Bagaimana hal strategis untuk membangkitkan masjid-masjid yang bermanfaat untuk pendidikan?

A2. Mahal? Aktivitas apapun memerlukan biaya, pengorbanan. Begitu juga dengan sekolah. Dan pengorbanan itu yang membuat kesan mahal. Memang perlu ada kebijakan yang berkait dengan pendidikan. Kalau dari negara belum ada, maka kita bergerak pada tataran horizontal. Memaksimalkan fungsi subsidi silang, misalnya. Yang kita perlu yakini, semya hal itu perlu pengorbanan. Itu termasuk bentuk jihad dalam pemberdayaan ummat.

Wallahu a’lam bishshawwaab

website: mesjidui.ui.ac.id

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button