Mengungkap Mukjizat Al Qur’an Yang Mudah Dihafal

Bersama : Ustadz Agus Sudjatmiko

[Fakta yang tidak dipungkiri]

1. Profil masyarakat di jalur Gaza.
Kenapa korbannya banyak anak-anak? Karena israel ingin memutus generasi muslim palestina, menurut mereka generasi islam berbahaya. Dengan generasi yang sudah ada saja, mereka sudah kewalahan. Anak-anak palestina adalah anak-anak pemberani yang mampu menantang tentara israel. Kenapa mereka bisa menjadi sepemberani itu???

Jawabannya sederhana..

Karena ada Al Qur’an di dada mereka.

2. Suatu saat ustadz Agus melakukam studi banding ke palestina, ia menemukan pohon mangga dan anggur yang tumbur subur di sana. Ia terheran, kenapa bisa? Padahal daerah sana tergolong tandus.

Jawaban orang Palestina?
Karena daerah tersebut dipupuki darah syuhada dan karena barokah Al Qur’an.

3. Ketidaksempurnaan jasad dan akal.

[Kisah]
Dalam studi banding ke palestina, ustadz Agus juga menemukan bahwa bukan hanya yang sempurna fisiknya yang menghafal Al Qur’an, orang bisu pun menghafal Al Qur’an. Bagaimana? Dengan menghafal tulisan Al Qur’an dan menuliskan kembali tanpa salah tajwidnya, orang buta pun menghafal Al Qur’an, bagaimana? Dengan menggunakan Al Qur’an Braille.

Di Indonesia, ustadz Agus menemukan, ada seorang anak yang lahir dengan sempurna, namun suatu ketika anak tersebut terkena panas tinggi, dan mengalami kecacatan mental. Orang tuanya memanggil guru ngaji untuk anaknya tersebut, Apa yang terjadi? Anaknya ketika diajari menghafal Al Qur’an, bisa menghafal dengan cepat, dan bahkan melampaui anak-anak normal lainnya.

Kenapa mereka bisa, namun kita tidak?

Azzam, jawabannya adalah seberapa kuat azzam menghujam dalam diri kita untuk bisa menghafal Al Qur’an.

Maka, jika ingin menjadi penghafal Al Qur’an, syarat mutlak yang harus dimiliki pertama kali adalah memiliki azzam yang kuat.

4. Bagaimana mendidik anak agar menjadi penghafal AlQur’an?

Ada sebuah tanggapan: wajar saja anak-anak palestina atau mesir bisa menghafal Al Qur’an dengan cepat, bahasa mereka kan bahasa arab.

Sekali lagi, diingatkan bahwa masalah menghafal Al Qur’an tidak melihat suku bangsa, bukan perkara tidak mengerti bahasa. Tapi masalah TEKAD.

Lihat inspirasi: Video ayah dan anak berlomba Menghapal Al Qur’an:

Di video tersebut, anak dan ayah adalah orang jawa asli, tapi mereka bisa juga menghafal Al Qur’an dengan lancar.

Modal mendidik anak yang utama untuk menjadi penghafal Al Qur’an adalah banyak-banyak mendekatkan anak dengan Al Qur’an.

Contoh: dengan mendengarkan audio, tidak menyalakan suara saat menonton film kartun, tidak banyak memperdengarkan musik pada anak.

Hal yang perlu diingat: anak-anak adalah perekam yang dahsyat, oleh karena itu, orang tua wajib menjaga lingkungan anak, agar input yang masuk ke dalam diri anak adalah input Al Qur’an, karena OUTPUTsangat tergantung pada INPUTnya.

Orang menghafal Al Qur’an harus dalam keadaan enjoy, menikmati Al Qur’an, bukan dalam keadaan stress dan tegang. Menghafal Al Qur’an perlu dilakukan dengan ketenangan jiwa.

[Question ~ Answer]

Q : Untuk anak yang menghafal Al Qur’an, mana yang lebih baik, menghafal dengan cara mendengarkan atau belajar tajwid terlebih dahulu?

A : Tergantung posisi anak, kalau masih kecil, menghafal via audio akan lebih efektif dibandingkan diajarkan tajwid terlebih dahulu, plus di talaqqi dengan guru yang benar bacaan Qur’an-nya, kalau sudah dewasa sebaiknya belajar tajwid terlebih dahulu.

Q : Orangtua bukan hafizh/hafizhah apakah tetap bisa memiliki anak penghafal Al Qur’an? Bagaimana kalau anak tidak nyambung dengan teman sebayanya? Dalam film kartun misalnya.

A : Orangtua yang memiliki azzam yang kuat untuk menjadikan anaknya penghafal Al Qur’an akan selalu mendapat jalan, karena azzam adalah modal utamanya. Jangan takut jika anak tidak bisa mengikuti pembicaraan teman sebayanya, karena anak penghafal Al Qur’an kelak punya kecerdasan dan kedewasaan di atas rata-rata.

Q : Bagaimana cara menjaga hafalan Al Qur’an? Apakah Al Qur’an bertolak belakang dengan musik? Bagaimana cara menyikapi kalau kita suka musik?

A : Kita punya kewajiban membaca Al Qur’an agar kita akrab pada Al Qur’an, menghafal itu mudah, yang berat adalah murojaahnya, makanya kegiatan menghafal Al Qur’an adalah kegiatan yang dilakukan terus menerus, kebiasaan membaca Al Qur’an akan melengketkan pikiran pada Al Qur’an. Jangan berhenti membaca dan jangan berhenti menghafal.

Menghafal Al Qur’an memang bertolak belakang dengan musik, orang interaksi dengan musik akan butuh usaha lebih untuk menghafal Al Qur’an.

Wallahu A’lam Bish Shawab

Karena kami tidak sekedar memberi informasi, tapi senantiasa untuk selalu menginspirasi.

Back to top button