artikel

Cinta, Takut dan Harap

oleh Erwin Mazwardi

Ketika ada orang yang dengan mudahnya melakukan dosa lantas berkata, “Allah kan Maha Pengampun, pasti Dia akan mengampuni dosaku kelak, jadi tidak mengapalah sekarang melakukan dosa”. Orang seperti ini telah melakukan kesalahan dengan meremehkan adzab Allah, tidak ada rasa takut dan cemas di hati terhadap segala dosa yang dia lakukan. Orang ini terlalu besar pengharapannya sehingga dengan mudahnya dia bermaksiat. Di lain kesempatan terkadang kita juga menjumpai orang yang sering melakukan dosa berkata, “Mana mungkin Allah akan mengampuniku. Dosaku sudah terlalu banyak. Memang nerakalah tempatku.” Orang seperti ini merasa putus asa terhadap pengampunan Allah.

Ada juga golongan yang beribadah berlandaskan khauf (takut) saja. Mereka hanya mengambil dalil-dalil tentang ancaman, pada saat bersamaan mereka mengabaikan dalil-dalil tentang janji, ampunan dan rahmat dari Allah. Kebalikannya ada segolongan orang yang mengatakan, “Kami beribadah bukan karena takut api neraka, bukan pula karena mengharap surga-Nya, namun kami beribadah semata-mata karena cinta kepada-Nya.” Mereka tidak menunjukkan kekhawatiran dengan ancaman neraka dan tidak terlalu berharap akan janji surga. Akibatnya mereka dengan mudah mereka-reka ibadah baru tanpa ada rasa takut sedikitpun. Menurut mereka lagi, ibadah-ibadah yang diciptakan itu merupakan suatu manifestasi dari kecintaan mereka kepada Allah, sehingga beranggapan tidak mungkin Allah akan menghukum mereka.

Rasa cinta, takut dan harap merupakan landasan dalam beribadah. Barangsiapa yang hanya mengambil salah satu atau sebagian saja dari ketiga unsur di atas maka ia telah terjatuh dalam kesalahan. Ibarat seekor burung, badannya seperti Cinta dan kedua sayapnya adalah Harap dan Takut. Tanpa keseimbangan ketiganya maka burung tersebut tidak bisa terbang.

Cinta

cintai-AllahCinta adalah rukun ibadah yang terpenting. Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Allah. Jika seorang hamba mencintai Allah, maka dia akan rela melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Allah berfirman tentang orang yang mendudukkan hal/orang lain sama dengan Allah,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (Al-Baqarah 2:165)

Cinta kepada Allah merupakan sumber energi yang terpenting dalam kehidupan beragama. Rasa cinta kepada Allah akan membuat amalan ibadah yang kita tujukan kepada-Nya menjadi manis dan nikmat. Dalam hadits terkenal yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga sifat, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman: menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada (siapapun) selain keduanya, mencintai orang lain semata-mata karena Allah, dan merasa benci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah sebagaimana enggan untuk dilemparkan ke dalam api neraka.”

Takut

3066618713_45d9751403Pilar lainnya yang mesti ada dalam diri seorang muslim adalah rasa takut. Dengan rasa takut seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Allah semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Allah berfirman,

الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ

“(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al-Anbiya 21:49)

Rasa takut ada bermacam-macam, namun takutnya seorang muslim adalah rasa takut akan pedihnya sakaratul maut, adzab kubur, siksa neraka, mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Allah, dan akan hilangnya iman. Rasa takut semacam inilah yang akan menghadirkan kemuliaan pada diri seseorang.

Harap

muslim-woman-praying-500x244Pilar terakhir yang harus ada dalam diri seorang hamba adalah rasa harap. Rasa harap yang dimaksud antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Allah, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya. Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan. Namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga agar menjadi hamba yang taat. Dia berharap Allah akan mengampuni dosanya yaitu dengan jalan bertaubat dari kesalahan-kesalahannya dan memperbanyak amal kebaikan. Sebagaimana firman Allah,

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar 39:53)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button