Pada aksi solidaritas untuk Suriah dan Mesir, LAZ (Lembaga Amil Zakat) MIIAS (Masyarakat Islam Indonesia Australia Selatan) bekerjasama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap) sebagai lembaga yang akan menerima dan menyalurkan dana hasil pengumpulan dana MIIAS untuk Suriah dan Mesir.
Untuk itu ada baiknya kita berkenalan dengan LSM (Lembaga Sosial Masyarakat) yang satu ini dan mengenal kiprahnya, terutama peranannya dalam membantu saudara-saudara kita di Suriah dan Mesir saat ini, sehingga kita memiliki gambaran bagaimana dana yang telah dikumpulkan nanti akan dapat bermanfaat untuk membantu saudara-saudara kita di Suriah dan Mesir.
Sekilas tentang ACT
ACT adalah sebuah LSM yang bergerak di bidang kemanusiaan dengan berfokus pada masalah seputar manajemen, penyelamatan , kegawatdaruratan, pengobatan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pada kasus-kasus bencana alam dan kemanusiaan. Lebih dari itu, ACT juga turun tangan berkontribusi pada masalah-masalah sosial seperti kasus-kasus malnutrisi, kelaparan, anak-anak, pendidikan, penguatan ekonomi, pengembangan komunitas, dan lain-lain.
ACT didirikan pada tahun 2005 sebagai sebuah institusi independen. Pendanaan ACT berasal dari donasi publik dan dana CSR (Corporate Social Responsibility). Dana ini diaudit secara rutin oleh akuntan publik untuk menjamin transparansi penggunaannya.
Untuk memaksimalkan kinerjanya di daerah terpencil, ACT membangun jaringan relawan di tingkat lokal dalam sebuah wadah bernama MRI (Masyarakat Relawan Indonesia). ACT juga mendirikan Disaster Management Institute of Indonesia (DMII), sebuah lembaga penelitian dan pendidikan di bidang kebencanaan. DMII secara aktif telah mengisi pelatihan-pelatihan, merancang Standard Operational Procedure (SOP) kebencanaan dan melayani konsultasi di bidang manajemen bencana.
Peran ACT di Suriah
Di Suriah, ACT turut ambil bagian dengan melakukan pengiriman bertahap tim relawan melalui program kemanusiaan global Simpathy of Solidarity Syria (SOS Syria-ACT). Dalam sambutannya, presiden ACT, Ahyudin menegaskan, misi di Suriah adalah murni kemanusiaan, jauh di atas motif politik dan ekonomi.
Sampai saat ini pengriman tim relawan SOS Syria-ACT sudah mencapai tahap ke-4, yang baru saja diberangkatkan tanggal 4 September lalu. Dengan tajuk Food for Syria, relawan ACT mempersiapkan kebutuhan pokok berupa makanan dan membantu dalam pelayanan kesehatan. Menurut, N. Imam Akbari – Senior Vice President – Global Network Department ACT – Persiapan stok makanan penting untuk menopang masa-masa darurat lonjakan pengungsi di berbagai wilayah yang berbatasan dengan Suriah.
Sebelumnya, tim SOS Syria-ACT telah membantu membangun pabrik roti di distrik Aleppo. Pembangunan pabrik roti ini karena kondisi pengungsi di Aleppo kekurangan makanan. Menurut Ketua Tim SOS Syria-ACT Doddy Cleveland HP, saat itu sejumlah pabrik roti hancur, dan melalui pembangunan pabrik roti tersebut, tim relawan mendistribusikan bahan pokok ke masyarakat dan pengungsi di sekitar wilayah Aleppo.
Selain itu, paket bantuan lain berisi bahan pangan pokok, seperti gandum, beras, zaitun, gula, dan makanan kaleng itu dibagikan ke pos-pos. ACT juga sedang menyiapkan seribu paket untuk anak balita berupa susu dan vitamin melalui program Milk for Syrian Kids.
Sedangkan di Kota Manbej di dekat Aleppo, dimana terdapat sekitar 400 pengungsi, SOS Syria-ACT sudah mengirimkan 300 paket makanan setiap harinya. ACT juga berupaya menempatkan tenaga-tenaga dokter di titik-titik yang memerlukan pelayanan medis.
Peran ACT di Mesir
Di Mesir, ACT menerjunkan relawannya ke Kairo sejak hari Minggu, tanggal 18 Agustus lalu, melalui program SOS Egypt-ACT tahap 1. Selama satu bulan terakhir, tim ini berfokus pada pemberian bantuan medis pada korban-korban yang jatuh. Walaupun sempat tertahan oleh otoritas Mesir dan sempat terancam dideportasi, namun berkat lobi dan bantuan Kedubes Indonesia di Kairo, tim relawan akhirnya dibebaskan.
Selain itu, ACT juga meluncurkan program beasiswa Kemanusiaan dan percepatan kelulusan serta salurkan bantuan pangan pada sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Mesir. Menurut Doddy Cleveland Hidayat, Ketua SOS – Egypt ACT, program beasiswa bertujuan untuk mempercepat proses kelulusan mahasiswa yang terkendala berbagai hal di antaranya kondisi yang tidak menentu di Mesir dan bantuan sembako ini juga sebagai bagian dari misi ACT untuk membantu WNI yang membutuhkan pasca berlakunya Undang-Undang Darurat di Mesir.
Untuk program beasiswa dialokasikan kepada 60 mahasiswa tingkat akhir direncanakan akan diberikan selama 1 tahun. Sedangkan bantuan pangan berupa paket sembako terdiri dari 1.510 kg beras, 310 liter minyak makan, 360 kg gula pasir, 150 buah kecap, 150 kaleng kornet daging, 150 kaleng sarden ikan, 150 kotak susu bubuk, 150 botol saus, 300 buah adas, 294 kotak teh, 750 buah mie instan dan 4.500 butir telur. Bantuan paket sembako yang disampaikan merupakan langkah awal untuk WNI yang merupakan rangkaian program yang dijalankan ACT di Mesir.
Program kemanusiaan lain
Selain peranannya di Suriah dan Mesir, ACT juga berperan aktif pada masalah-masalah aktual di Indonesia. Untuk informasi lebih lengkap, berita-berita tentang ACT dapat diakses melalui situs resminya di http://www.act.or.id.
Mari kita doakan selalu semoga saudara-saudara kita disana dan jangan lupa untuk menyisihkan kelebihan harta kita dan mendonasikannya melalui LAZ MIIAS. Dana yang terkumpul ini Insya Allah berikutnya akan disampaikan secara kolektif kepada ACT.